10 Mei 2019. Marhaban Biki untuk bidadari baru yang akan
melengkapi kebahagiaan keluarga besar kami. Wah, begitu istimewanya
engkau, ketika Ramadhan baru menyapa, Allah hadirkan engkau keluar dari
zona nyaman mu di rahim ammahku.
Masih terngiang dalam ingatan, saat senja kala itu, terhenti sebuah mobil didepan rumah kami. Ah, ternyata itu abimu, dan kakak2mu yang siap menyambut kelahiranmu. Engkau sudah tak sabar menyapa Ramadhan dari luar perut umimu. Seolah menyuruh paksa umimu, agar segera bisa menjalankan ibadah puasanya tanpa bebanmu, aah lucu sekali, menggemaskan nian ekspetasi yang kubayangkan jika itu memang benar yang kau rasakan.
Ku ucapkan dari sudut ruang dan jarak kota yang berbeda; “Assalamu’alaikum, Pasukan bidadari kecilku kelima!, Jadilah engkau wanita yang tangguh, menangkanlah Islam diatas tangan-tangan generasi yang bertaqwa, dan wujudkanlah doa yang tersemat padamu, sebagai Ahli puasa yang mendapat ketetapan istimewa dariNya.. ”
Kau begitu istimewa memang, Saat Ramadhan meliputi kegembiraan hati- hati kami, engkau melengkapi kebahagiaan itu. Aku, kakakmu, jadi teringat akan peristiwa agung dimasa lalu, saat Pangeran berparas setengah rembulanmu, bersama para pasukannya bertempur dalam kesyahduan perang Badar. Syahdu sangat hingga mencapai sengit. Saat sedang berpuasa, saat itulah pertolongan Alloh pun datang.
Kau juga harus bersyukur ya, bertepatan hadirmu ditengah-tengah kami, di Palestine, sahabat-sahabatmu yang juga bersamaan keluar dari istana perut uminya, tidak sebersambutnya seperti kau, bidadari kecil kelimaku. Mereka baru saja bernafas di alam dunia, kehebohan benda2 mematikan menyiprat tubuh-tubuh mereka. Sambutan mereka bukanlah sambutan dari keluarga besar mereka, tapi sambutan Malaikat-malaikat Syurga yang mensyahidkan mereka langsung.
Wahai bidadari kecil kelimaku, hari ini aku bersyukur pada Allah, atas hadiah dirimu untuk ku dan keluarga kita. Semoga ummimu selalu diberi kesehatan dan kesabaran ya. Jadilah berkah untuk Ramadhan yang istimewa ini ya, Mumtaza ;) :)
Masih terngiang dalam ingatan, saat senja kala itu, terhenti sebuah mobil didepan rumah kami. Ah, ternyata itu abimu, dan kakak2mu yang siap menyambut kelahiranmu. Engkau sudah tak sabar menyapa Ramadhan dari luar perut umimu. Seolah menyuruh paksa umimu, agar segera bisa menjalankan ibadah puasanya tanpa bebanmu, aah lucu sekali, menggemaskan nian ekspetasi yang kubayangkan jika itu memang benar yang kau rasakan.
Ku ucapkan dari sudut ruang dan jarak kota yang berbeda; “Assalamu’alaikum, Pasukan bidadari kecilku kelima!, Jadilah engkau wanita yang tangguh, menangkanlah Islam diatas tangan-tangan generasi yang bertaqwa, dan wujudkanlah doa yang tersemat padamu, sebagai Ahli puasa yang mendapat ketetapan istimewa dariNya.. ”
Kau begitu istimewa memang, Saat Ramadhan meliputi kegembiraan hati- hati kami, engkau melengkapi kebahagiaan itu. Aku, kakakmu, jadi teringat akan peristiwa agung dimasa lalu, saat Pangeran berparas setengah rembulanmu, bersama para pasukannya bertempur dalam kesyahduan perang Badar. Syahdu sangat hingga mencapai sengit. Saat sedang berpuasa, saat itulah pertolongan Alloh pun datang.
Kau juga harus bersyukur ya, bertepatan hadirmu ditengah-tengah kami, di Palestine, sahabat-sahabatmu yang juga bersamaan keluar dari istana perut uminya, tidak sebersambutnya seperti kau, bidadari kecil kelimaku. Mereka baru saja bernafas di alam dunia, kehebohan benda2 mematikan menyiprat tubuh-tubuh mereka. Sambutan mereka bukanlah sambutan dari keluarga besar mereka, tapi sambutan Malaikat-malaikat Syurga yang mensyahidkan mereka langsung.
Wahai bidadari kecil kelimaku, hari ini aku bersyukur pada Allah, atas hadiah dirimu untuk ku dan keluarga kita. Semoga ummimu selalu diberi kesehatan dan kesabaran ya. Jadilah berkah untuk Ramadhan yang istimewa ini ya, Mumtaza ;) :)
0 comments