Kertas Papan Depan Kelas



SERIAL HIKMAH DARI ALLAH

'' Jika dahulu, Allah telah merebut hatimu melalui banyaknya tangisan, kini saatnya kau merebut hatinya Allah dengan pembenahanmu."

Mungkin saja aku nyaris tak punya prinsip hidup. Saat dimana aku merasa hidupku sudah tak berguna. Mengecewakan banyak orang, membuat air mata yang sulit dikeluarkan. Berbagai perasaan seolah mengumpul di satu titik. Semua semangat yang dulu digebukan, hilang tanpa bekas. Impian? Jangan tanya lagi. Hasrat pun tidak.

Aku pernah ada dimasa itu. Setahun yang lalu, ketika mimpi besar ku untuk kuliah di Al Azhar sejak tujuh tahun yang lalu kusemogakan, sirna berganti duka. Pupus dalam gelombang. Aku gagal dalam seleksi nasionalnya.

Kau tahu? Betapa apa yang aku impikan sudah menjadi pilihan tepat bagi kedua orangtuaku. Tapi bukan itu masalahnya. 

Kau tahu? Soal persiapanpun aku rasa dari segi manapun, aku dan kedua orangtuaku selalu mengupayakan yang terbaik dan sigap bergerak. Bagaimana tidak, jika tahun lalu aku jadi berangkat ke Mesir, dari dua tahun sebelumnya, Abi sudah memberiku kado sebuah paspor, sebuah tanda, bahwa aku siap untuk dilepas pergi mencari ilmu.

Padahal, paspor itu kan masa aktivnya 5 tahun. Ya itu artinya kalaupun aku berangkat tahun lalu, sisa waktuku dalam paspor itu hanya 3 tahun, dan selebihnya perlu pembaruan ulang.

Dan lagi, saat kelas akhir masa putih abu-abu, waktu yang seharusnya kugunakan untuk menghabiskan masa indah terakhir bersama teman-teman, menjadi beralih ke sebuah lembaga studi di Bojonegoro yang memberi kemudahan belajar bahasa Arab bagi sesiapa yang ingin belajar di Timur Tengah.

Siapa yang paling semangat memasukkan aku ke daftar santri yang akan dikirim belajar disana? Ya siapa lagi, Abi paling sigap untuk mendaftarkanku. Bagi Abi, persetujuanku itupun tidak penting, 'toh anaknya pasti mau, dan ini jalan salah satunya'. Pungkas Abi.

Jika dilihat dari banyaknya alasan, sepertinya, hampir seluruh persiapan berjalan dengan baik. Lantas apa yang jadi masalah?

Masalahnya adalah saat aku sadar there's something wrong with me.

(Bersambung....)

0 comments