Judul Buku: Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat (The Subtle Art Of Not Giving A F*uck)
Penulis: Mark Manson
Penerbit: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Tahun Terbit: 2018
Tebal: 246 hlm.
Menurut Mark Manson, dalam bukunya Seni Bersikap Bodo Amat, ada nilai-nilai sampah yang perlu dibuang jauh ke tempat pembuangan. Namanya juga sampah, ya perlu dibuang dong, bukan disimpan. Hehe.
Sebenarnya ini adalah sedikit dari cuplikan resensi dari luasnya cakrawala yang beliau tulis dalam bukunya. Aku saranin, kalian bisa banget baca bukunya ya! Benar-benar mengarahkan cara pandang kita tentang sesuatu yang lebih kita ingin capai dalam hidup ini agar segera terealisasi.
Disamping itu, kenyataannya, dalam beberapa part hidup ini kita lebih sering tidak percaya pada diri sendiri, cenderung mengubah prinsip hidup demi memenuhi tuntutan orang lain dan standar yang mereka buat. So skuy baca bareng aku ! :))
- boleh banget aku share-
# Nilai-nilai sampah yang perlu kita buang dalam kehidupan ini, untuk mencapai kebahagiaan :
1. Kenikmatan
Kenikmatan itu bukanlah sebab. Tapi akibat. Jadi dirasakannya belakangan setelah berjuang. Bukan karena dahulu nya sering merasakan kenikmatan, jika demikian, bisa dipastikan kedepannya akan tidak bahagia. Pepatah bilang, sakit dahulu, senang kemudian. Kalo kita mau nurutin kesenangan kita saat ini dari pada susah payah berjuang, bukan tidak mungkin, dimasa depan target kita/keinginan kita tidak akan berhasil. Singkatnya udah jadi hukum alamnya begitu. Siapa yang memupuk, dia akan menuai.
2. Kelebihan material.
Orang dengan materi yang lebih besar akan membuat seseorang senantiasa merasa tidak cukup dan menjadi tidak bersyukur dibanding mereka yang jauh lebih kekurangan. Ambillah contoh mengenai nilai uang 50.000. Nilai uang 50.000 bisa menjadi berarti bisa menjadi tidak berarti. Untuk mereka yang pekerjaannya menjabat sebagai staf direktur perusahaan multinasional, 50.000 sangat tak punya arti, tapi sebaliknya, nilai tersebut punya jumlah yang sangat besar bagi seorang ayah penyapu jalanan yang biasa mendapat gaji tak pasti.
Staff direktur tidak merasakan kebahagiaan apapun saat menerima uang 50.000, tapi ayah penyapu jalanan, sangat bersyukur dengan hal itu.
Apa yang membedakan? Karena staff direktur merasa memiliki, sehingga menganggap nilai itu tak ada artinya. Sedang ayah penyapu jalanan tidak pernah memilikinya. Rasa memiliki itu baru dirasakannya.
Bersyukur adalah kunci kebahagiaan. Sebaliknya tidak pernah merasa cukup akan memupus kebahagiaan. Kuncinya jangan pernah merasa memiliki, toh pada akbirnya juga semua akan kembali pada Tuhan kita .
3. Nilai merasa selalu benar
Adanya penilaian seperti ini akan menghalangi kita dari mental selalu ingin belajar. Karena kita merasa diri kita jadi tidak bisa belajar dari kesalahan. Selalu merasa benar juga akan menutup diri kita dari suatu berita yang baru dan penting. Empati kita terhadap orang lain pun akan menghilang.
4. Jujur mengakui negatif itu negatif dan bukan positif
Akuilah bila pada suatu waktu kita ditimpa oleh sesuatu yang negatif, akui saja bahwa hal itu memang negatif untuk kita, dan tidak perlu mengatakannya untuk mencoba berpositif thinking. Kalau memaksa positif thinking, justru hal itu akan membawa kita pada masalah rumit diakhir. Pada akhirnya kita akan kehilangan peluang tentang cara menyelesaikan masalah baru. Yang itu bisa menjadi pembelajaran baru buat kita.
Caranya untuk mengakui bahwa dalam hidup ini ada negatif yang kita rasakan, ialah dengan mengekspresikan nya bahwa perasaan kita saat itu memang sedang mendapat kan kenegatifan dengan cara yang sehat dan dapat diterima akal. Bisajuga ungkapkan dengan selaras sesuai nilai-nilai yang kita anut. Utarakan... Jujur saja..
Contohnya perihal amarah saat disakiti. Ketika kinerja kita dicap jelek oleh orang lain, padahal kita sudah melakukannya semaksimal mungkin, tubuh kita mungkin akan meresponsnya. Marah adalah ekspresi. Dan itu adalah wajar untuk mengungkapkan amarah. Hanya saja, cukup sampai amarah. Tidak dengan melayangkan pukulan dan kegiatan fisik lainnya. Utarakan bahwa kita telah bekerja maksimal. Meski komentar orang lain sebaliknya.
Satu poin dari beberapa poin yang aku highlight, dari buku bang Mark, bahwa harus banget kita punya self Improvement. Artinya perbaikan diri. Dan juga Self Value, yaitu nilai diri.
Nilai itu prioritas dan adakalanya kita perlu memprioritaskan hal yang lebih baik dan memilih hal yang lebih baik untuk dipedulikan. Ya, dalam menjalani hidup ini.
Selamat berprogress meraih mimpi ! :))
Im here to fight with you !
0 comments