Bangkitlah Gerakan Mahasiswa



Judul: Bangkitlah Gerakan Mahasiswa
Penulis: Eko Prasetyo 
Penerbit: Intrans Publishing
Tahun terbit: Mei, 2015
Tebal: 219 hlm.
Genre: Fiksi
.
Januari, 04. 2023
.
" Buku ini didedikasikan untuk seluruh aktivis mahasiswa yang memilih menjadi martir perubahan dan memutuskan untuk tetap melawan. "

Sebait kalimat tersebut disaji sang penulis dalam sebuah buku berjudul "Bangkitlah Gerakan Mahasiswa, sebagai potret tujuan yang membuat pembaca bisa mulai membayangkan apa isi buku ini sedari awal. Kalau nggak karena perpusda* menyediakannya, mungkin diri ini tidak akan terpikir membeli buku keren ini.

Tapi uniknya, yang membuat aku makin tertarik untuk melahapnya adalah dibagian pembuka yang mengambil judul: Gerakan Mahasiswa: Dimana Kamu Berada Hari ini?. Penulis tidak lagi sedang menjelaskan kondisi yang terjadi di lingkungan civitas akademika. Tapi berupaya menegaskan betapa hari ini kampus tak ubahnya pendidikan strata dasar dan menengah. Mahasiswa dipenjara dalam ruang kelas, diskusi ditumpulkan, kritik dibisukan, pikiran jadi apatis pragmatis, dan lupa seharusnya gelar mahasiswa adalah sebuah kiprah yang dinanti-nantikan abdinya oleh masyarakat.

"Sudahkah kalian kehilangan nyali dan harga diri? Kutanyakan pada kalian, apa yang mengancam kalian selama ini? Kuyakin, ada ketakutan dan trauma yang memayungi hidup kalian. Ketakutan atas perkara pengangguran. Sekaligus trauma oleh penindasan.Telah lama kampus kalian ditusuk oleh kepentingan komersil. Tiap semester diburu oleh pembayaran uang kuliah yang tak pernah turun tarifnya. Tiap hari kalian diguncang petuah dosen agar kuliah dalam waktu singkat. Tiap ngobrol kalian dipamer-pameri kekayaan. Mobil digonta ganti dan parkir sekenanya. Handphone jumlahnya melebihi buku yang dibaca. Dalam sangkar yang terkucil dari jerit rakyat itulah kalian belajar. Buku, ceramah dan kegiatan akademik tak mampu mengangkat nyali kalian. Semua tahu pada akhirnya kalian hanya jadi barisan sarjana yang mengabadikan penindasan. Kemudian tahu-tahu kalian berada bersama para jahannam, hidup bersama mereka dan bahkan bekerja untuk mereka. "

Bagaimana? Relate sekali bukan dengan fakta kita sebagai mahasiswa hari ini. Lebih lanjut penulis memberikan solusi bagaimana agar 'rantai penindasan' yang ada di negeri ini bisa terputus yakni dengan membangkitkan kembali gerakan-gerakan mahasiswa sebagai agen perubahan bangsa. Butuh keberanian lebih untuk memulainya dan pastilah ada diantara mahasiswa yang memilih diam dan taat petuah dosen tanpa kritis, terdapat mahasiswa yang gelisah pada kesalahan aturan dan siap menyuarakan kebenaran.

Mengenai tubuhnya, buku ini terdiri dari 4 bab dengan beberapa subbab didalamnya. 
Bab 1 = Siapakah Dirimu Mahasiswa - Kuliah - Musuh Musuh Gerakan
Bab 2 = Mari Kita Rebut Keberanian - Bung Karno dan Gerakan Mahasiswa - Matikah Gerakan Mahasiswa?
Bab 3 = Kekaisaran Modal, Lawan Utama Gerakan Mahasiswa - Surat Untuk Para Pengkhianat
Bab 4 = Propaganda Fasis, Lumpuhkan Gerakan Mahasiswa - Membangkitkan Gerakan Mahasiswa, Sebuah Tawaran Terbuka

Dan ditutup oleh Catatan Akhir dari penulis untuk para mahasiswa yang tergerak membangkitkan gerakan perubahan.

Terkait tanggapanku pribadi dari buku ini, buku ini sangat dianjurkan dibaca khususnya bagi para mahasiswa baru yang masih tahap awal mengenal dunia kampus. Sebabnya adalah, kalimat-kalimat dalam buku ini menjadikan mahasiswa punya gambaran seperti apa dunia kampus di Indonesia berjalan. Disamping itu, mahasiswa juga jadi punya persepsi utuh, bahwa menjadi seorang sarjana bukan hanya sebuah proses untuk mendapat tiket pekerjaan yang mapan, dengan sibuk meraih IPK tinggi saja. Tapi mahasiswa sejatinya punya amanah agung, ikutlah gerakan, bertumbuhlah juga disana, agar nanti bisa bergerak menjadi sahabat masyarakat yang menggerakkan kesejahteraan untuk mereka.

Sayangnya, menurut perspektif ku pribadi, -dimana aku seorang muslim- solusi yang diberikan dalam buku ini belumlah menyentuh akar persoalan yang benar. Penegasan yang disampaikan berulang-ulang membuat pembaca hanya berputar di soalan masalah saja dan berulang-ulang memperhatikan tugas yang harus diemban mahasiswa tanpa dibawa ke arah perjuangan yang jelas. Terlebih untuk mahasiswa baru yang membaca, sangat disarankan untuk meninjau ulang dengan diskusi bersama pihak yang punya ilmu lebih, sebab dalam setiap buku selalu ada filtering, berupa diskusi agar isinya dapat terarah dalam langkah.

Tapi, over all, buku ini recommended untuk kalian yang kering motivasi dan lupa untuk apa seharusnya jadi sarjana. Jangan lupa kalau baca sambil diskusi ke yang kompeten menurut readers sekalian. Ingat formulanya yaitu buku + diskusi + aksi = perubahan.
.
P.s ~ Sejumput kata-kata menggugah mahasiswa dalam buku ini : 

(1) Ingatlah, sesungguhnya lebih baik berbuat jahat, daripada memiliki pikiran kerdil!
-Nietzsche

(2) Jika kita menghamba pada ketakutan, kita memperpanjang barisan perbudakan
-Wiji Thukul

(3) Bukanlah teori, tapi perbuatan lah yang mengubah dunia
-Muso

(4) Ketakutan selalu jadi bagian mereka yang tak berani mendirikan keadilan. Kejahatan selalu jadi bagian mereka yang mengingkari kebenaran maka melanggar keadilan. Dua-duanya busuk, dua-duanya sumber keonaran di muka bumi ini
-Pramoedya Ananta Toer

(5) Padahal, semua kemajuan yang kualami terjadi justru karena aku berbuat salah. Kita mengungkapkan kebenaran sesuatu justru setelah kita berhasil mengetahui mana yang tidak benar.
-penulis.

(6) Mahasiswa adalah penggerak sejarah
-penulis.





0 comments