Dakwah juga Menasehati Da'inya Sendiri

Dakwah adalah Tentang Menasehati Diri Sendiri.

Pagi tadi aku ngejalanin rutinitas pekanan: mengisi kelas peserta istimewa di acara pengajian umum. Isi materi kelasnya apa? Bahas Islam dari akar sampai daun. 

Mengapa ajaran Islam diumpamakan akar sampai daun? Eitss, ungkapan ini bukan akal-akalan kita lho ya hehe. Tapi memang ada judul buku seperti itu. Balik ke topik kenapa kalimatnya "dari akar sampai daun"? Sebab begitulah sempurnanya Islam. Ibarat tanaman, akarnya jadi pondasi paling awal. Lalu tumbuhlah batangnya, dari batang akan bercabang jadi ranting, dari ranting akan tumbuh daun. Bahkan nantinya tanaman itu akan punya buah dan bunga yang membuatnya kian manis dirasa, sedap dan indah dipandang. Islam, sekomprehensif itu. 

#yukNgaji #yukBerjuang Ambil Peran.

Lalu tadi masuk ke pembahasan akar Islam yaitu akidah. Bagaimana pondasi akidah ini kokoh dalam diri. Sementara inilah yang menentukan amal kesehariannya produktif atau tidak. Prinsip hidupnya sesuai mau Allah tidak. Arah mengomando hidupnya searah dengan tujuan abadi atau tidak. Kalau Aqidahnya sudah clear, wes lah Urip sak Urip ndeng ndunyo bakal dilakoni dengan waras. Nah wes kan, waktunya instopeksi!

Dan si adek (sebutan untuk peserta kelas) tiba-tiba bertanya soal toleransi. Aku selalu lebih banyak takut menjawab saat ada pertanyaan yang ditujukan. Aku takut salah menyampaikan. Tapi aku akan berusaha. Selalu begitu.

Dan Alhamdulillahnya lisan yang sungguh berusaha mengatakan jujur ini, dilancarkan oleh Allah. Tapi sepersekian detik setelah kalimat-kalimat itu terlontar dari bibir ini, saat itulah juga seperti pistol tembak ucapan sedang diarah masuk ke dalam diriku sendiri. Tiba-tiba jadi kicep..

Barusan aku bicara apa ?
Barusan aku menasehati siapa ?
Tampaknya aku sedang berbicara dengan diriku sendiri, bukan orang di depanku..

Dan ya, seakan nasehat itu, adalah menasehati diriku sendiri. Benar kata ustadzah, jangan nunggu baik baru mau berdakwah. Tapi saat ilmu mu sudah cukup untuk dibagikan, bagikanlah, sembari memperbaiki diri. 

Menunggu baik baru berdakwah sama halnya mengaku lebih hebat dari para Nabi. Jika demikian bagaimana agama Allah bisa sampai ke tangan kaumnya? 

Karena dakwah adalah 'ajakan' - mengajak orang lain pada ketaatan serta mengajak meninggalkan kemungkaran. Namun secara tidak langsung, kita juga sedang mendakwahi diri kita sendiri. Jadi jangan meninggalkan dakwah, ia bukan pengekang gerak bebas kita. Justru ialah pagar benteng kita agar selalu menjejak jalan syariatNya.


0 comments