Allah Memberi Luka dan Penawarnya

Seringkali kamu mengeluhkan, mengapa Allah memberi sesuatu yang tak kau inginkan. Namun sebaliknya, Allah justru menjauhkan sejauh-jauhnya dari perihal yang sungguh-sungguh kau pinta.

Pernah kan seperti itu?; 
Jangankan kamu, si penulis inipun pernah dalam fase tersebut.

Apa yang biasanya kita lakukan bila berada pada kondisi yang menyakitkan itu? Mungkin jawabannya akan beragam, dan intinya satu: menyakiti diri sendiri lebih lama. Dengan cara: berlarut dalam kesedihan, terus menstigma diri sebagai orang paling gagal sedunia, merasa sudah tidak berdaya guna lagi, merasa memalukan, memilih mengurung diri, memilih mogok makan berhari-hari, dan menjadi manusia ekslusif seakan-akan seluruh dunia harus memberi iba kepada kita.

Sudah, jangan malu lagi.
Aku, pernah ada di kondisi itu, dan semua kriteria benar, telah kulalui.

Aku merasa sakit. Aku mengenal rasa luka itu.

Setelah itu, aku berjalan melalui hari, dengan mengikuti "kira-kira apa sih maunya Allah untuk hidupku yang singkat ini?" Perjalanan yang sedang Allah mainkan.

Aku terus mengikuti arah takdirNya.

Dan luar biasanya, aku telah benar -benar berdamai, jauh lebih baik daripada 3 tahun silam, saat waktu terasa berhenti sejenak. Aku benar-benar telah menemukan pelipur lukanya. Pelipur itu datang dari Allah, Rabb-ku. Sungguh, sungguh. 

"Aku belum pernah kecewa atas ketetapan Rabbku..''

Selamat menjemput pelipur luka dalam perjalanan hidup readers! Disclaimer, carilah mentor yang akan membimbing arah tujuan hidup readers, sehingga kegagalan bukan lagi hambatan, tetapi solusi!

Jumat, 25 November 2022.
Ulinnuha yang telah berdamai dengan luka.

-Sebab hidup hanyalah Ibadah. 

0 comments