BERHARAP PADA FEMINISME
4 Ramadhan 1441
Feminisme sempat menguak, menghadirkan pro kontra diantara banyak pihak. Terlepas itu, Islam punya pandangannya.
Allah Berfirman dalam surat An-nisa ayat 32 ;
" Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu".
Dalam hal waris, Allah melebihkan laki-laki dengan 2 bagian warisan, sedangkan wanita hanya 1. Bukan tanpa sebab, nantinya lelaki akan menjadi qawwam yang berkewajiban mencari nafkah.
Lelaki wajib memberi mahar, wanita nantinya wajib taat pada perintah suaminya.
Dimana letak adilnya? Sungguh, wanita punya peran besar mendidik generasi, ada yang tidak bisa dilakukan lelaki secara wajar; 'ketelatenan dan menjalani banyak peran/aktivitas rumah sekaligus'.
Kaum feminis mencoba menafsirkan hukum diatas sebagai kungkungan kaum hawa.
Feminisme hadir dengan alibi 'kesejahteraan perempuan atas ketidakadilan', nyatanya sebenarnya menggaungkan nuansa ingin 'angin kebebasan'.
Hal itu terbentuk atas perbedaan yang jelas tampak diantara lelaki dan wanita yang tidak dikehendaki. Wanita dipandang hanya sebagai (k0nc0 wingking) sebatas di dapur, sumur, kasur. Wanita maju untuk membuktikan mampu juga berkarir, meskipun nafkah sepenuhnya adalah kewajiban suami.
Islam sejak dahulu kala sudah punya konsep tentang sajian ini. Mengenai wanita, Islam memandangnya sebagai bagian dari komponen masyarakat yang punya kewajiban taat pada perintah Allah.
Ketika wanita ada di wilayah 'aam (umum), ia diperintahkan untuk menutup auratnya. Agar menjaganya dari fitnah para lelaki.
Ketika dewasa, wanita mendapat amanah utk mendidik generasi. Hal tersebut hanya mampu dilakukan wanita.
Kalau sudah demikian, masihkah ada harapan pada feminisme?.
/Wallahu A'lam/
0 comments