Ramadhan di Tengah Pandemi

3 Ramadhan 1441 

Pandemi covid sudah sebulan lebih dan belum pergi. Hingga penantian bulan Ramadhan tiba, rasa rindu akan mulianya bulan Ramadhan harus ditemani dengan rasa was-was, nan khawatir. 

Mungkin banyak yang merasa ibadah jadi terganggu. Sholat tarawih yang biasanya dilaksanakan hikmat dengan berjamaah di masjid, buka puasa bersama para saudara dan sahabat, semua tidak bisa dilakukan. Tentu, sudah pasti semua rindu hal itu. Masa dimana saat ini kamu, aku dan kita semua muslim sulit melakukannya.

Kewajiban tetap, hanya sarana saja yang berbeda. Semua harus tetap terasa hikmat meski ditemani dengan 'keterbatasan'. Bahkan sejatinya keterbatasan pun bukan penghalang.


Lalu bagaimana sih, Sebagai seorang muslim, harus menyikapi hal ini ..?

1. Bersabar
Seperti sabda Rasulullah;

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwasanya dia berkata: 
" Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang wabah (tha’un), maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan kepadaku: “Bahwasannya wabah (tha’un) itu adalah adzab yang Allah kirim kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah jadikan sebagai rahmat bagi orang-orang beriman. Tidaklah seseorang yang ketika terjadi wabah (tha’un) dia tinggal di rumahnya, bersabar dan berharap pahala (di sisi Allah) dia yakin bahwasanya tidak akan menimpanya kecuali apa yang ditetapkan Allah untuknya, maka dia akan mendapatkan seperti pahala syahid”.

2. Peka dengan kondisi sekitar
- Allah menciptakan setiap muslim bersaudara dan saling bantu-membantu dalam kebaikan dan ketaqwaan (ta'awanuw 'ala birr wa taqwa) sehingga Seorang muslim 
harus saling peduli kepada sesama saudaranya, seperti harus peduli dan empati siapa sesama muslim lainnya yang kondisinya kekurangan,  Rasul mengingatkan agar setiap kita takut akan adanya adzab yang menimpa kita saat kita kenyang sementara ada sesama muslim yang keadaannya kelaparan.

Jangan sampai dari lisan seorang muslim  keluar kalimat serupa,
 "... Alhamdulillah bukan saya yang kena..'

karena setiap muslim laksana satu tubuh, yang saling merasakan. Bukan sebagai mahluk yang individual, tapi insan yang berjama'ah. /Wallahu A'lam/


0 comments