Ketika Kamu Ingin Wisata
Siapa
yang nggak suka berlibur? Kalo tanya ke
pemuda zaman now,pasti suka semua ya. Jangankan pemuda zaman now. Old
zaman now juga suka. Nenek-kakek kita juga bahagia happy banget kalo diajak
rekreasi ke tempat-tempat wisata misalnya wisata alam maupun wisata hiburan.
Ada
sebuah kutipan lagu nih guys. Bunyinya gini, “Berhibur tiada salahnya.. karena
hiburan itu indah... hanya pabila salah memilihnya, membuat kita jadi
bersalah.. ”
Eh,
dari kutipan lirik lagu barusan, nyatain kita kalo liburan itu sebenernya
gaapa. Ga ada masalahnya. Tapi, malah bisa fatal akibatnya kalo salah dalam
memilih hiburan itu sendiri. Oh no! Benarkah begitu, guys?
Jadi
pertama-tama kita bisa bedain hiburan
atau pariwisata itu ke dalam dua macam wisata. Yang pertama, wisata alam, yaitu
yang berasal dari bentukan kekuasaan Alloh seperti pantai, gunung, kawah,
hutan, dll yang hakikatnya merupakan buatan dari sang Pencipta, Alloh SWT. Dan
yang kedua adalah wisata yang menampilkan produk-produk/hasil kreativitas
tangan manusia. Jadi di wisata yang ini tuh gambarannya adalah tempat-tempat hiburan
yang didalamnya ada wahananya, museum, pameran, dan yang sebidang dengan itu.
Fitrohya
manusia (alamiah) adalah jiwanya pasti akan takjub dengan ketampakan alam yang
ada pada pariwisata alam, lantaran yang muncul adalah sesuatu yang manusia
sendiri nggak akan bisa membuatnya. Secara tidak langsung akan timbul perasaan
kagum akan subyek yang menciptakan ketakjuban alam tersebut.
Sedangkan
dengan mengunjungi situs parwisata yang menunjukkan hiburan untuk manusia, akan
memunculkan efek bahagia dan penghilang kejenuhan serta kepenatan, lantaran di
tempat hiburan tersebut bisa bertemu banyak orang, dengan suasana yang berbeda.
Namanya hiburan, pastinya bikin orang kehibur dong ya.
Tapi
guys, jadi miris-miris sedih kalo sekarang justru semua tempat untuk kita bisa
berpariwisata tuh malah jadi ajang terjerumusnya kita ke tempat kemaksiatan. Andaikata
kita pergi ke pantai. Banyak banget fenomena aurat bertebaran. Ke gunung, juga
sama. Ke tempat hiburan non alam, jadi rawan ikhtilat. Rawan lupa sholat. Ke
museum, propagandanya banyak. Includenya tuh, kemaksiatan emang ga pernah
pandang tempat. Pariwisata yang kita jalani atau lakuin imbasnya jadi ngga syahdu.
Nah lo, kok syahdu? Emangnya i’tikaf bulan Ramadlan? Hehe jadi baper gitu.
Iya,
momen rekreasi dalam pariwisata adalah momen indah sama keluarga, apalagi kalo
bareng temen sepermainan. Bisa bahagianya bareng. Ukhuwahnya lekat. Syahdunya
kan jadi makin kerasa. Terlebih rekreasi pariwisata ini bakal oke lagi kalo
bawa keberkahan buat diri kita dunia maupun akhiratnya. So nggak modal senang
dan enjoy doang. Tapi ada faedah dan pahalanya. Asik kan?
ISLAM PUNYA PARIWISATA
Didalam
Islam sendiri, rekreasi /pariwisata itu mubah-mubah aja sebenernya. Alias jadi
kebebasan buat kita mau ngelakuinnya ataupun memilih nggak ngelakuinnya. Nggak
dosa. Bahkan nanti kalo Islam diterapkan akan disiapkan tempat-tempat
recomended untuk para wisatawan. Tempat wisatanya pun beragam. Mulai alokasian
wisata alam seperti pantai, gunung, hutan yang dikreativitaskan sampai juga
tempat wisata hiburan buatan manusia seperti museum dan tempat-tempat
berwahana. So pasti nggak ketinggalan tempat-tempat yang dijadikan obyek wisata
aman dari potensi adanya kemaksiatan. Sehingga operasionalnya pun nggak akan
melanggar atau keluar dari tatanan- tatanan aturan syariat yang sudah
ditetapkan oleh Alloh.
Hal
itu, lantaran dalam Islam konsep pariwisata didedikasikan atas dua tujuan.
Pertama, tujuan sarana
dakwah. Pariwisata yang ada akan menjadi sarana untuk semakin memunculkan
suasana keimanan bagi wisatawan yang belum beriman(non muslim), sedangkan bagi
wisatawan atau pegunjung yang muslin akan semakin mengkokohkan keimanan di
dalam diri mereka. Misalnya, ketika guys sekalian liat panorama damainya pantai
yang mempesona, disanalah akan muncul perasaan lemah dibandingkan dengan
kekuasaan Alloh sebagai pencipta. Yang ketika berkehendak memunculkan bencana
dari pantai itu misal tsunami, mudah saja. Jika manusia tidak bertakwa, Alloh
kasih attention lewat bencana-bencana Nya. So, momen itu bakal jadiin muslim makin
kokoh deh imannya.
Kedua, tujuan sarana
diayah. Diayah artinya propaganda. Illustrasi
nya tuh kaya gini. Ambillah contoh adanya wisata galeri yang menampilkan
hasil-hasil peninggalan sejarah masa Islam yang kerennya pake banget.
Peninggalan kegemilangannya bakalan bikin nganga para wisatawan yang
mengunjunginya. Baik itu muslim maupun non muslim akan semakin yakin bahwa
peradaban Islam adalah peradaban yang sangat brilian. Hebat. Kece. Intinya
makin cinta Islam dan berusaha terus memperbaiki diri sebagai kaum muslim
sejati.
Daan..
pariwisata kita jadi sebuah wisata yang ga cuma nyenengin diri. Tapi, faedah
juga. Berbeda dengan kondisi saat ini yang dengan wisata itu, malah
mengantarkan kita ke berbagai hal yang dilarang Alloh. Tanpa sadar, kita jadi
bermaksiat. Senengnya dapet, tapi surga nya jadi mikir. Naudzubillah ya. [ ]
0 comments