Judul Buku: Khilafah & Ketakutan Penjajah Belanda: Riwayat Pan-Islamisme dari Istanbul sampai Batavia, 1882-1928
Penulis: Nicko Pandawa
Penerbit: Komunitas Literasi Islam
Tahun Terbit: 2021
Tebal: 467 hlm.
Genre: Non Fiksi (Sejarah)
--
Buku berjudul Khilafah dan Ketakutan Penjajah Belanda yang kali ini aku resensi, bisa dibilang merupakan buku sejarah pertama yang habis dilahap. Sejauh ini, tulisan yang disajikan nggak bikin ngantuk kalo dibaca orang yang nggak terlalu konsen di sejarah.
Menurutku sih, itu karena keleluasaan ide si penulis. Pembahasan tentang sebuah peradaban besar dimasa lalu bernama "khilafah" bukan asing ditelinga masyarakat utamanya aktivis hari ini. Tapi anehnya, selalu masyhur dengan narasi negatif. Penasaran yang menggelitik ini menyeretku membeli bukunya. Diantara hal yang mengurungkan ragu, adalah si penulis nggak hanya menulis atas opini dan sumber minimalis. Sekira 11 halaman full berisi bibliografi, dan setiap halamannya dicantumkan footnote sumber orisinil.
Mengenai isi, terdiri atas 7 bab (di bawah ini akan disertakan foto setiap bab nya)
--
Buku Khilafah & Ketakutan Penjajah Belanda menitik beratkan pada hubungan antara Khilafah Utsmaniyah (kekuasaan Islam yang berpusat di Turki) dengan Hindia-Belanda yang kini dikenal dengan nama Indonesia. Tidak disangka, ternyata Islam yang kini menjadi agama mayoritas negeri ini adalah pengaruh besar dari kekuasaan Khilafah Utsmaniyah. Mereka juga yang membantu rakyat melawan kafir penjajah Belanda yang menindas. Bahkan para sultan di negeri meminta belas kasih perlindungan pada kekhilafahan Utsmaniyyah agar sudi mengirimkan perlindungan dan bantuan pada perang Sabil.
Ada juga kisah pengkhiatan, keraguan, keberanian bahkan api semangat perjuangan yang menggebu walau nyawa harus menjadi taruhannya. Ada berbagai bongkahan harta karun sejarah yang tersembunyi dari buku-buku dan pengajaran dewasa ini. Semua ada di buku ini, hanya perlu sabar dan ikhlas membacanya, pikiran kita akan terbuka dengan kebenaran. Jas merah. Jangan sekali-kali melupakan sejarah.
0 comments