Judul: Nyala Bersinar
Penulis: Cha Wid/ Widya Kurnia Ulfa
Penerbit: Muslimah Writing Class
Tahun Terbit: Juni, 2013.
Tebal: 130 Hlm
Genre: Non Fiksi
.
Juni, 26. 2013
-
"Dek... Bantu promote ya.", katanya dua bulan yang lalu, ditengah-tengah percakapan WA kami. Sambil mengirimkan bulrb dalam bentuk foto, aku akhirnya menyadari, sebuah anak telah lahir dari rahim pemikirannya. Karya!. Mbak Wid -begitu aku biasa memanggilnya- baru aja melahirkan sebuah buku berisi tulisannya sendiri.
"Wah Barakallah mbak!". Jawabku diikuti promosi ke status. Karena bahagianya nular, aku ikut memesan di PO pertamanya. Dan aku udah tuntas membacanya. Jadi, aku mau review-in juga ya, kesanku selama baca buku ini di rubrik b(ook)-logger ku.
Judulnya Nyala Bersinar, dengan tagline dibawahnya: Tersungkur, Bangkit, Lalu Melejit. Waw kalau boleh mengekspresikan tulisan-tulisan yang ada di covernya nih, mungkin emoticon 'api' ya yang menggambarkan kalau buku ini bakal menghidupkan yang layu, membangkitkan yang jatuh. Pasalnya semua kita pasti menyadari bahwa ritme kehidupan selalu dilalui dengan dinamika jatuh bangun.
Secara peta bahasan, buku ini dibagi menjadi tiga pembahasan; Tersungkur Terkubur yang terdiri dari 23 subbab judul, Bangkit Melejit, yang tersusun dari 10 subbab judul, dan juga bahasan terakhir Melejit Melangit dengan 16 bagian subbab judulnya.
Pada bahasan pertama, yaitu Tersungkur Terkubur, menjelaskan tentang posisi kita sebagai manusia yang nggak bisa lepas dari masalah. Tapi Mbak Wid ngga cuma berusaha menghadirkan contoh masalahnya yang mungkin can relate dengan masalah yang kita punya, tapi juga diberi kalimat-kalimat menenangkan. Aku sih, kalo baca bagian ini serasa lagi sharing langsung sama mbaknya hehe. Dibagian bab 1 ini, ada 3 subbab judul yang paling ngena banget buat aku. Yaitu judul "Sang Pemberi Keamanan Terbaik", "Tajam ke Luar, Tumpul ke Dalam", dan "Rasul Pun Hampir Saja Menyerah". Salah satu cuplikannya aku share disini ya:
Lanjut kebahasan kedua, yaitu Bangkit Melejit, menjelaskan tentang posisi kita yang mulai masuk ke level dua. Bukan hanya melihat kita sebagai individu manusia yang memikirkan dirinya dan masalah personalnya sendiri, tapi bagian dari pilar masa depan bumi ini. Nah, dibagian ini, mbak Wid lagi mengarahkan, kalau dibahasan pertama kita udah diberikan pengertian tentang kegelisahan kita, dan jalan keluar lewat kisah-kisah menggungah, maka saatnya bangkit bukan hanya untuk diri pribadi, tapi juga ambil posisi membangkitkan sekitar kita. Begimane caranya ? wkwk baca dah ya bukunya, masa iya ku spill semua, ntar bukunya pindah kesini dong xixi. Oiya, kalo bagian yang paling aku suka di bahasan ini adalah judul "Air Mata Pemuda", yang isinya tentang pemuda yang punya peran besar tetapi pernah salah jalan dan tersesat memahami makna kehidupan, namun ternyata kesalahannya bukan berarti hidupnya berakhir yang menyebabkan kekuatannya mati.
Terakhir, dibagian ketiga, mbak Wid menyertakan bahasan Melejit Melangit. Ibaratnya bahasan ini tuh bahasan pamungkas dalam buku ini. Pada bahasan ini menjelaskan peran kita bukan cuma manusia dan individu sosial dalam masyarakat, tapi juga hamba yang datang dari Allah, untuk Allah dan bakal kembali ke Allah. Ajib! Oiya, kalau dibagian ini ada bagian yang paling aku suka, yaitu judul "Jum'at, 18 November 2022". Alasannya, aku kaya ditampar lagi kalau ingat tanggal tersebut huhu, dan ternyata isinya nggak kalah menampar. Tulisan terakhir di buku ini berjudul "Oleh-Oleh Terbaik" juga nggak kalah ngebaperinnya. Kalau kalian kepo, udah baca langsung aja ya hehe. Mau pinjam ke aku juga boleh banget.
p.s : Gambar terakhir dibawah ini bonus, karena mbak Wid sang penulis membubuhkan hadits yang sungguh-sungguh jadi pengingat buat manusya :' Nice...
0 comments