Episode Baru Menanti

Tak pernah terbayangkan dalam hidupku, sesuatu yang ditulis dengan tidak serius akan terwujud pada lain waktu.

Dulu, aku selalu percaya kondisi demikian.

Makanya tak pernah ragu dengan tulisan 100 mimpi yang kutulis di buku binder catatan  yang sebenarnya random isi tulisannya.

Sebatas, ah, ini kan baik.
Sependek, kalaupun ini terwujud itu sangat membahagiakan. Itu tandanya benar, Allah memang maha mengabulkan doa.
Terdengar seakan-akan menantang Allah bukan? 

Ya, dulu aku suka menulis mimpi ku dalam buku yang berbeda. Dimana aku senang dengan buku itu, akan kutulis mimpi-mimpi yang kuinginkan.

Kalo aku melihat matematika itu sangat asyik, aku langsung ingin jadi dosen matematika.
Kalo aku lihat berita dan aku suka dengan penyampaian presenternya yang lugas dan profesional, aku tulis, I Will be A News Anchor !

Se- simpel itu.

Dan yang lebih mengejutkan adalah, perlahan, mimpi itu terwujud satu-persatu. Sesuatu yang sejatinya takjuga jadi mimpi seriusku. 

Benar kata orang, kata itu doa. Doa itu membawa pada realita.

Kini, aku sudah di fase ini, sebentar lagi bakal jadi ter-nya siswa.
Bukan soal kerennya. Mampunya. Gengsinya. Karir masa depannya.

Tapi bagiku ini semua tanggung jawab terberat selama mengenyam status sebagai siswi bangku sekolah. Ini ujungnya.

Membawa amanah seluruh pihak.
Dan menyembunyikan kiprah yang dinanti seluruh pihak.

Ini saatnya menjadi aktif untuk bermanfaat, tidak pasif dengan menimbun diri bergulat dengan eksistensi.

Ini bukan akhir, ini masih di mula perjuangan. Bahteramu akan sangat luas untuk sampai ke biduknya. 

0 comments