Menuju Arofah

July, 29.2020 | Dzulhijjah, 8. 1441

Dua hari lagi, hari Raya kaum muslimin tiba.
Hari Raya para hujjaj tepatnya.
Untuk mereka yang sudah dimampukan dengan Izin-Nya melaksanakan rukun Islam terakhir.

Apakah iya hanya hari besar untuk mereka? Sayangnya tidak. Kau dan aku pun mendapatkan raya nya.

Jika belum diizinkan ke Baitullah, bermunajat di depan Ka'bah, menyampaikan seluruh hajat ditempat-tempat mustajabah, mencium Hajar Aswad (semoga berkesempatan), percayalah dan yakin bahwa suatu saat yang tepat dan sudah digariskan-Nya kita akan dipanggil dengan kelembutanNya.

Aamiin. Langitkan saja doa ini
Percayalah setiap dari kita punya Rizqi yang tidak akan diberikan pada orang lain. Rizqi tiap jiwa tidak pernah tertukar.

Ibunda bilang, sembilan belas yang lalu, ia memasrahkan dirinya penuh pada RabbNya untuk mengeluarkan seorang janin bayi dari dalam rahimnya. Perempuan. Nenek bilang juga, sembilan belas silam ia dan sang suaminya harus melaksanakan kewajiban ini di Tanah Suci, tepat saat wajib haji berupa wukuf di 'Arafah dijalankan, sang cucu lahir ke dunia.

"Namakanlah ia [ Arofat ] sebagai wujud syukur kami pada Allah untuk karunia luar biasa. Harapannya kelak, ia akan mendapat berkah dari tanah Bukit Arafah, yang setiap tahun selalu melimpah ruah doa kaum muslimin penjuru dunia ingin dikabulkan.."

Wanita yang sembilan belas kemudian menyimak kisah ini, mengaminkan dalam. Terpukul. Sudahkah doa itu mendapatkan prosesnya? Jika selama ini berusaha mewujudkan doa baik itupun belum. Semoga pun Allah masih memberi waktu untuk beramal baik, dan bernahi mungkar. Dan kelak suatu hari, Allah kabulkan untuk bisa beribadah langsung di Baitullah, Khususnya Jabal Arafah.


0 comments